ILMU BUDAYA DASAR
NAMA : DWI RAHMADIYAH FITRIANI NPM : 22315056
KELAS : 1 TB 05
ILMU BUDAYA DASAR
BAB IIMANUSIA DAN KEBUDAYAAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
A. MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat
dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sabagai
kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem
yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari
berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan
dari energi (ilmu fisika), manusia merupaka makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia
merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk
yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk ysng berbudaya sering
disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Unsur-unsur yang
membangun manusia :
Manusia terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu:
- Jasad, yaitu: badan kasar manusia yang Nampak pada luar, menempati ruang dan waktu.
- Hayat, yaitu: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
- Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
- Nafas : kesadaran tentang diri sendiri
Manusia sebagai satu
kepribadian, mengandung 3 unsur, yaitu :
- Id , merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan seks. Proses pemuasan diatur oleh prinsip kesenangan dengan mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung ( proses primer ).
- Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang dibedakan dari Id, kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego sadar akan lingkungan luar. Pencapain kepuasan dengan cara lingkungan sosial dapat diterima (proses sekunder).
- Superego, merupakan struktur yang berkembang secara internal dalam diri individu dan terbentuk dari lingkungan eksternal.
Ketiga unsur ini
digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
B. HAKEKAT MANUSIA
1. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh
dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi
yang dapat diliat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika
manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika
manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan,
dan jiwa tidak mengalami kehancuran.
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia.
3. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang
budayawi
Manusia adalah produk
dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai
mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau
faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi
biologisnya dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari
dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian,
ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
4. Mahluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan
lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya.
Hidup manusia punya
tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia
mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan
mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah.
Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusia
dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan
religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan
sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur
dapat diartikan sebagai suatu sikap yang menentukan penyesuaian dirinya yang
unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang
tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan
aspirasi rakyat. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur
kata yang sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Sebagian besar dari
mereka bertutur kata lembut dan sopan. Dan terdapat aturan – aturan yang tidak
boleh dilakukan menurut orang dulu.
Menurut Francis L.K. Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina, telah
mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial
budaya mengandung 8 daerah yang disebut bagan psiko-sosiogram.
Penjelasan bagan
psiko-sosiogram:
No. 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan subsadar.
Lingkaran ini berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri
dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak
disadari oleh individu.
No. 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (
unexpressed conscious ). Lingkaran ini terdiri dari pikiran dan gagasan
yang disadari oleh individu, tetapi disimpan di alam jiwa sendiri, dan tidak
dinyatakan kepada siapapun dalam lingkungan.
No.4 disebut kesadaran yang dinyatakan ( expressed
conscious ). Lingkaran ini terdiri dari pikiran dan gagasan , perasaan
yang dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesamanya, mudah diterima
dan dijawab oleh sesamanya.
No. 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung
konsepsi tentang orang-orang dan benda oleh individu bisa dipakai sebagai
tempat berlindung dan tempat mencurahkan hati apabila dalam kesedihan dan
kesulitan.
No. 2 disebut lingkaran hubungan berguna, ditentukan
oleh fungsi kegunaan dari orang, benda bagi dirinya.
No. 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri
dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat,
pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan , tetapi jarang mempunyai arti
dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
No. 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari
pikiran dan anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan
Negara Indonesia, ditanggapi dengan sikap masa bodoh.
Perbedaan Kebudayaan Timur dan Kebudayaan Barat ialah
Kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran
preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangkan Kebudayaan Barat lebih
mementingkan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna , dan individualisme.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata bahasa Sansekerta dari kata
budhayah yang berarti budi atau akal.Menurut antropolog Melville
J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski, kebudayaan adalah segala sesuatu
yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki masyarakat itu.
Tokoh-tokoh kebudayaan
berikut mengartikan arti kebudayaan:
Antropolog, E.B. Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo
Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir
Alisyahbana mendefinisikan kebudayaan adalah manifestasi dari cara
berpikir.
Koentjaraningrat mengartikan
kebudayaan berarti keseluruhan gagasa dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L
Krober dan C. Kluckhon mengartikan kebudayaan adalah manifestasi
atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A. Van
Peursen mendefinisikan kebudayaan sebagai manifestasi kehidupan setiap
orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan, maka
manusia hidup mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan
kebudayaan adalah terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran,
perasaan dan reaksi yang diperoleh dari simbol-simbol yang meyusun pencapaian
secara tersendiri dari kelompok manusia, termasuk perwujudan benda materi,
pusat esensi kebudayaan dan keterikatan terhadap nilai-nilai.
E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut C. Kluckhohn, dalam karyanya berjudul Universal
Categories of Culture, mengemukakan tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem religi ( sistem kepercayaan )
Merupakan priduk
manusia sebagai homo religious. Manusia memiliki kecerdasan pikiran dan
perasaan luhur, menyadari diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang
maha besar.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo socius. Manusia sadar tidak dapat hidup sendiri, maka
disusunlah organisasi kemasyarakatan untuk bekerja sama meningkatkan
kesejahteraan.
3. Sistem Pengetahuan
Merupakan produk
manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran
sendiri, dan juga pemikiran dari orang lain.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem
ekonomi
Merupakan produk
manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara
umum terus meningkat
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari
pemikiran dan bantuan anggota tubuh, manusia mampu membuat dan mempergunakan
alat.
6. Bahasa
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia berkembang dari bentuk tanda (
kode ) kemudian bahasa lisan, dan akhiknya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian
Merupakan hasil dari
manusia sebagai homo aesteticus. Manusia mencukupi kebutuhan fisiknya, maka
dibutuhkan pemenuhan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Kebudayaan dapat
dibedakan menjadi 2 bentuk wujud. Pertama, kebudayaan bendaniah ( material )
dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah ( spiritual ) dengan
ciri tidak dapat dirasa.
F. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi
wujudnya, kebudayaan terdiri dari 3 wujud :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak terlihat, berpusat pada manusia yang menganutnya.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati. Wujud ini
disebut sistem sosial.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang
saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai
hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhohn dalam karya Variations in Value
Orientation sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, menyangkut
lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat hidup untuk
setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang menganggap hidup ini baik,
hidup ini buruk dan manusia berikthiar agar hidup lebih baik.
2. Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan
hakekat berbeda, ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya
memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah
karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat waktu setiap
kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan orientasi masa lampau, orientasi masa
kini, atau masa yang akan datang.
4. Hakekat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang
menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal
mungkin, dan manusia harus harmonis dengan alam.
5. Hakekat hubungan manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang
mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal maupun
vertikal, serta berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri
)
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Terjadinya gerak / perubahan disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam
masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi
penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan
fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidup terbuka, berubah lebih
cepat.
Perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan berbeda.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyaraktan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan perilaku di antara kelompok
masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam
sistem ide yang dimiliki bersama oleh warga masyarakat bersangkutan, antara
lain aturan,norma sebagai pegangan kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan ( kesenian ), dan bahasa.
Berbagai faktor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan
atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang
dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran
ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur
baru mengalami hambatan dan di seleksi berlandaskan ajaran agama berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat.
Mislanya sistem otoriter sukar menerima unsure kebudayaan baru.
4. Unsur kebudayaan sebelumnya mengandung unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan baru.
5. Apabila unsur yang baru memiliki skala
kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh
warga masyarakat yang bersangkutan.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah :manusia
sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia.Contoh hubungan manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuat harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya
sendiri.Hubungan manusia dan kebudayaan saling terkait satu sama lain, yang
disebut dialektis.
Proses dialektis
tericpta melaui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari
manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia. Manusia mempelajari kembali masyarakatnya
sendiri agar dapat hidup dengan baik.
Studi Kasus
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi
suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup
masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru
yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang
menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya
budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal
yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun
pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai
dilupakan.
Faktor lain yang
menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan
budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa,
budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya
asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap
perkembangan di negranya.
Menurut studi kasus yang saya lakukan mengenai manusia dan
kebudayaan remaja dilingkungan kehidupan saya sudah bisa dibilang menyimpang
dari kebudayaan bangsa kita yaitu bangsa timur. Banyak sekali remaja yang
melupakan kebudayaan bangsa timur dan lebih mengenal kebudayaan bangsa barat.
Contohnya seperti, cara bergaul remaja zaman sekarang, anak SD yang bisa
dikatakan belum wajar untuk mengenal istilah berpacaran tetapi mereka sudah
mengenal apa itu berpacaran dan tidak hanya mengenal istilahnya saja tetapi
juga sudah pernah mencoba apa itu pacaran. Itu dikalangan anak SD berbeda
dengan kalangan anak SMP, SMA dan kuliahan yang sudah bisa dikatakan sangat
menyimpang dalam mengartikan apa istilah berpacaran. Dari salah mengartikan apa
istilah itu banyak remaja yang mengartikan berpacaran itu saling menyayangi dan
memberikan apa yang kita punya kepada pacar kita, hal ini sangat salah dan ini
mencontoh dari pergaulan anak-anak bangsa barat yang dikatakan dalam
pergaulannya sangat bebas dan tidak mengenal cara berbudaya yang baik dan
benar. Kasus seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara memberitahu,
mengajarkan dan menerapkan kebudayaan bangsa kita sejak kecil dikehidupan
sehari-hari agar terus terbawa dan terbiasa menerapkannya dilingkungan
pergaulannya. Dan sebagian penerus bangsa Indonesia ini sudah melupakan budaya - budaya yang ada di Indonesia, remaja saat ini lebih senang mengikuti budaya kebarat baratan. Contohnya remaja saat ini sudah jarang melestarikan tarian - tarian tradisional Indonesia, remaja saat ini lebih senang menarikan lebih ke barat baratan,
BAB IIIKONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Ilmu Budaya Dasar, berasal dari Basic Humanities, yang berarti
manusiawi, berbudaya, dan halus. Humanities berkaitan dengan masalah nilai,
yaitu manusia sebagai homo humanus.Di setiap jaman, seni termasuk sastra
memegang peranan yang penting dalam the humanities. Karena seni merupakan
ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan nilai kemanusiaan yang disampaikannya
tidak normatif sehingga disampaikan lebih fleksibel baik isinya maupun cara
penyampaiannya.
Pengertian sastra :
Sastra memegang peranan penting karena mempergunakan bahasa
dimana bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan
kegiatan manusia sehingga mempermudah sastra untuk berkomunikasi.Sastra
hakekatnya adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung
oleh cerita agar lebih menarik dan lebih mudah mengemukakan gagasan dalam
bentuk yang tidak normatif.
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar ialah IBD
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas
wawasa pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
PROSA
Prosa adalah cerita rekaan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesusastraan
Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A. Prosa lama, meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
b. Prosa
Baru, meliputi
1. Cerita pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
C. NILAI-NILAI DALAM PROSA
FIKSI
Pengertian Prosa fiksi adalah karya sastra yang membawa moral,
pesan atau cerita.
Nilai-nilai yang ada
dalam prosa fiksi :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
peristiwa dikisahkan, mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau
tempat baru, mengenal tokoh-tokoh asing atau rumit perjalanan hidup mencapai
sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Dalam novel, kita
dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, masa lalu, dan masa mendatang.
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa dapat
menstimulasi imajinasi, dan sarana bagi pemindahan dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.Contoh prosa
fiksi adalah novel Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara Membawa
Nikmat, Layar Terkembang, mengungkapkan impian, harapan, aspirasi dari generasi
terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua :
Karya Sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, akan mengajak pembaca untuk
mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Contohnya: sastra Indonesia di jaman
Jepang.
Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak
mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Ilmu Budaya Dasar menitikberatkan pada manusia dengan segala
persoalannya, baik manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan
penderitaan, manusia dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan
tanggungjawab seta pengabdian, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan.
Kisah Mahabarata dan Ramayana adalah cerita
kepahlawanan atau wira carita. Mahabarata menceritakan kepahlawanan orang
pandawa mempertahankan kebenaran karena tanggung jawab pada Negara.
Ramayana mengungkapkan rasa cinta kasih Rama dan
Sinta dan pengorbanan oleh Rama beserta bala tentaranya dalam merebut kembali
Sinta.
Hikayat Hang Tuah menggambarkan gagah dan keberanian dalam
menghadapi rintangan dalam mempertahankan Negara dengan tanggungjawab.
D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
PUISI
Dalam Ilmu Budaya Dasar, puisi dipakai sebagai media sekaligus
sebagai sumber belajar sesuai dengan pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu
Budaya Dasar.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari
kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui
media bahasa yang artistic/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan
kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi
disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan:
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti
gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang
bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah
diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata konotatif yaitu kata-kata yang sudah
diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Alasan-alasan yang
mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah:
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan
penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Yang
berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya
untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpula pengalaman
langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu, sastra/puisi dapat
memberikan kesadaran ( insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan
mengerti tentang diri sendiri dan masyarakat.
Pendekatan terhadap
pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan kemampuan yang disebut “
imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri
dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual
Dengan membaca puisi
mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang
lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan
kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap
orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi memberikan
kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat
dalam issue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat manafsirkan
situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
· Penderitaan atas ketidak adilan
· Perjuangan untuk kekuasaan
· Konfjlik dengan sesamanya
· Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi umumnya sarat dengan nilai-nilai etika, estetika dan
kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang mewarnai puisi adalah cinta
kasih ( yang terpaut di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan, dan renungan
).
Puisi “Episode” karangan Rendra melukiskan kemesraan cinta
merasuk ke dalam jiwa dua sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta :
Kami duduk berdua
Di bangku halaman
rumah
Pohon jambu di halaman
itu
Berbuah dengan
lebatnya
Dan kami senang
memandangnya
Angin yang lewat
Memainkan daun yang
berguguran
Tiba-tiba ia bertanya:
“mengapa sebuah
kancing bajumu
Lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa
Lalu ia sematkan
dengan mesra
Sebuah peniti menutup
bajuku
Sementara itu
Aku bersihkan
Guguran bunga jambu
Yang mengotori
rambutnya.
Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati tapi juga
memancar dari sinat mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari
jemari mereka yang bergetar.
“Padamu jua” , mengungkapkan pandangan hidup Ketuhanan dan
ratapan hati Amir Hamzah yang hancur luluh karena cintanya yang mesra dengan
seorang gadis jawa diputuskan oleh ayahnya, yang menjodohkannya dengan gadis
pilihan ayahnya yang masih kemenakannya sendiri.
Pada diri manusia cinta kasih senantiasa menjiwai kehidupannya:
kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, ayah kepada keluarganya, dan juga
cinta tanah air atau patriotisme pada pemuda kepada tanah airnya.
Komentar
Posting Komentar