KONSERVASI ARSITEKTUR - MUSEUM BAHARI
MUSEUM BAHARI
PENDAHULUAN
SEJARAH KAWASAN
Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa. Museum adalah salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Museum Bahari terletak di area Sunda Kelapa tua di Kecamatan Penjaringan, Jakarta. Dulunya adalah bangunan gudang milik Hindia Belanda. Museum Bahari memberikan edukasi dan informasi tentang sejarah dunia maritim dan pengaruhnya ke ekonomi di Indonesia. Mulai dari zaman kerajaan, zaman perkembangan Islam, zaman penjajahan hingga zaman sekarang. Koleksi Musuem Bahari mencapai 126 yang meliputi 19 perahui asli dan 107 miniatur biota laut dan beberapa fot. Meski memiliki banyak koleksi maritim, Museum Bahari kekurangan peminat. Meski kurang peminat, paling tidak Museum Bahari tetap mendapat penghasilan dari orang-orang yang berfoto prewedding atau pembuatan video clip di tempat ini.
Wisatawan asing yang berkunjung lebih banyak daripada wisatawan lokal. Tentu yang paling banyak berasal dari Belanda. Ini karena orang Belanda memiliki hubungan di Indonesia. Lebih dari tiga abad Belanda berdiri di atas tanah Indonesia. Wajar saja jika orang-orang Belanda datang kemari untuk mengagumi nenek moyang mereka terutama di bidang arsitektur. Mereka berdecak kagum akan kehebatan leluhurnya. Bangunan ini menjadi saksi sejarah bahwa bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia.
Pada Januari 2018, banyak bagian museum hancur terbakar. Tepatnya yang terbakar adalah Gedung A dan B blok 1 dan 2. Yang rusak adalah sejarah dan para pelaut terkenal, miniatur perahu dan alat-alat navigasi. Ini terjadi karena instalasi listrik di gedung museum sudah cukup tua sehingga beberapa bagian gedung terbakar karena korsleting. Wajar karena gedung sudah berumur tiga ratus tahun.
Museum Bahari berdiri di bangunan bekas komplek gudang milik Hindia Belanda. Gudang ini dibanun di samping mulut Sungai Ciliwung yang merupakan sungai utama di Jakarta. Bagian tertua museum dibangun pada kepemimpinan Gubernur Christoffel van Swoll. Komplek gudang ini dibagi dua yaitu Westzijdsche Pakhuizen atau komplek gudang sisi barat yang dibangun pada tahun 1652 hingga 1771 dan Oostzijdsche Pakhuizen atau komplek gudang sisi timur. Komplek gudang di sisi barat memiliki empat bangunan yang tiganya sekarang digunakan untuk museum. Dulu digunakan untuk menyimpan banyak rempah seperti pala, tembakau, kopra, kayu putih, cengkeh, kayu manis dan lada. Tidak hanya berbagai macam rempah tapi juga kopi, teh dan pakaian. Barang-barang ini disimpan dulu sebelum diangkut ke banyak pelabuhan di Asia dan Eropa.
Beberapa gudang dibentuk lagi di akhir abad ketujuh belas. Tujuannya untuk menambah jarak antara tembok kota dan gudang-gudang. Renovasi ini ditandai dengan adanya tanggal yang tertulis di beberapa pintu museum yang kemungkinan adalah tanggal kapan gudang diperbaiki, perluasan atau penambahan
Belanda menyimpan pasukan tembaga dan timah di antara komplek gudang dan tembok kota di depan museum. Pelindung kayu yang sangat tebal dipasang di depan gudang untuk melindungi logam yang disimpan dari air hujan, badai laut tropis dan serangga seperti rayap. Pelindung ini juga digunakan oleh para penjaga untuk berpatroli karena jalan di tembok kota sedikit sempit. Pelindung kayu diikat ke lantai dua gudang menghadap ke sungai. Kini sudah hilang karena seseorang mengambilnya. Tapi, pengait besar yang terbuat dari besi untuk menopang pelindung masih ada. Tidak hanya pelindung, sirkulasi udara di gudang juga dirancang dengan cukup baik dan selalu terbuka agar rempah dan barang apapun yang disimpan bisa lebih aman. Ketika sudah menjadi museum, suasana dan suhunya cukup sejuk.
Tembok kota yang masih sisa mulai dari depan Museum Bahari berada di depan benteng Zeeburg dan terus sedikit ke barat. Hanya itulah tembok yang tersisa yang mengelilingi Batavia ketika abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas. Hanya Zeeburg dan Culemborg yang masih ada dari dua puluh tiga benteng yang ada di masa Hindia Belanda. Menara Syahbandar terletak sekitar lima puluh meter dari Museum Bahari. Dulu Menara Syahbandar adalah menara pengawas yang dibangun di atas sisa-sisa benteng tua Culemborg. Menara pengawas itu berguna sebagai tempat penanda dan observasi sejak 1839 yang mengawasi jalanan Batavia. Sebelum 1839, penanda diganti dengan tiang bendera di pelabuhan tua VOC yang terletak tepat di belakang menara pengawas. Menara pengawas tidak digunakan lagi setelah tahun 1886 ketika pelabuhan baru di Tanjung Priok dibuka.
Perang Dunia Kedua meletus dan serangan Jepang berhasil mengalahkan Hindia Belanda. Mulailah era pendudukan Jepang mulai tahun 1942. Jepang menggunakan komplek gudang untuk menyimpan logistik. Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, komplek gudang digunakan untuk PLN dan PTT. Pada tahun 1976, komplek gudang ini dinyatakan sebagai properti budaya. Satu tahun berikutnya, tanggal 7 Juli 1977, bangunan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta di era Soeharto, Gubernur Ali Sadikin, menjadi museum yang menyimpan bukti-bukti sejarah maritim di Indonesia.
TELAAH PUSTAKA
A. Museum
Pengertian Museum
Museum pada umumnya dikenal dengan sebuah gedung atau bangunan yang menyimpan koleksi benda-benda warisan budaya yang bernilai luhur yang patut disimpan. Dalam sejarah museum mengalami perubahan – perubahan yang bersifat fungsi museum yang awalnya kemudian berkembang dan bertambah dengan fungsi pemeliharaan, pengawetan, penyajian atau pameran dan akhirnya fungsi ini semakin bertambah.
Dengan perkembangan museum muncul berbagai teori tentang pengertian museum. Beberapa pengertian museum :
- Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan pendidikan, penelitian dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya (International Council of Museum)
- Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian budaya bangsa (Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1))
- Museum adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, mengkominikasikan bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya. (Amir Sutaarga, 1995:1)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa museum adalah suatu lembaga yang berupa bangunan atau tempat yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, mengkonsumsikan bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya, yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (edukasi, rekreasi, dan konservasi).
B. Sejarah Museum
Perkembangan museum di Indonesia dipengaruhi oleh masa penjajahan Belanda. Memasuki abad ke-18 VOC maupun Hindia-Belanda pada tanggal 24 April 1778 mendirikan Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen merupakan sebuah lembaga yang bertugas dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Yang salah satu tugasnya adalah memelihara museum yang meliputi: Pembukuan; himpunan etnografis; himpunan muzikologis; himpunan kepurbakalaan; himpunan prehistori; himpunan keramik; himpunan muzikologis; himpunan numismatik; serta naskah-naskah termasuk perpustakaan.
C. Klasifikasi Museum
Tiap museum memiliki koleksi yang berbeda-beda baik asa, jenis, kedudukan, penyelenggara, jenis, koleksi sehingga museum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Menurut asal koleksi :
Museum umum
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum Khusus
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu, atau satu cabang geologi.
2) Menurut kedudukannya :
- Museum Tingkat Nasional
Koleksinya berasal dari seluruh wilayah nusantara.
2.Museum Tingkat Regional
Koleksinya berasal dari seluruh wilayah propinsi tertentu.
3.Museum Tingkat Lokal
Koleksinya berasal dari seluruh wilayah kabupaten dan kotamadya
3) Menurut Penyelenggara :
- Museum Pemerintah
Diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah.
2.Museum Swasta
Diselenggarakan dan dikelola oleh swasta.
D. Kegiatan Museum
- Pameran
Pameran adalah satu atau lebih koleksi di museum yang ditata berdasarkan tema dan sistematika tertentu yang bertujuan untuk diperlihatkan kepada pengunjung museum.
Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan pameran, pameran museum dibagi menjadi dua jenis :
- Pameran Tetap
Pameran tetap adalah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun
2.Pameran Khusus
Pameran khusus dibagi menjadi dua :
- Pameran Khusus
Pameran (khusus) adalah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu dalam waktu yang singkat dari satu minggu sampai satu tahun.
- Pameran Keliling
Pameran keliling merupakan pameran yang diselenggarakan diluar museum pemilik koleksi, dalam jangka waktu tertentu, dalam variasi waktu yang singkat.
- Kegiatan Pendidikan
Dalam sebuah museum juga terdapat berbagai kegiatan seperti kegiatan pendidikan yang bersifak aktif seperti :
- Ceramah
- Diskusi
- Kursus
- Perpustakaan
- Pemutaran Slide, film documenter, film ilmiah
- Penerbitan catalog yang berhubungan dengan program yang dilaksanakan museum.
- Kegiatan Konservasi dan Pengolaan Koleksi
- Kegiatan Konservasi, meliputi :
- Perawatan barang koleksi
- Pengawetan barang koleksi
- Pengamanan barang koleksi2
2.Kegiatan Pengelola Koleksi, meliputi :
- Pengadaan koleksi
- Identifikasi koleksi
- Klasifikasi koleksi
- Regerstrasi dan heregistrasi koleksi
- Katalogisasi dan rekatalogisasi koleksi
- Dokumentasi koleksi
- Pencatatan aktivitas koleksi
- Pertukaran koleksi
- Pengurangan koleksi
- Kegiatan Pelayanan Teknis
- Kegiatan survey dan penelitian lapangan
- Penyelenggaraan presentasi koleksi dan presentasi ruang pamer
- Pengadaan peralatan museum
E. Gambaran KawasanSejarah Museum Bahari
Museum Bahari Indonesia adalah museum yang berisikan koleksi-koleksi dan sejarah-sejarah kelautan di Indonesia. Bangunan berlantai tiga itu didirikan tahun 1652 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda di Batavia terletak di tepi Teluk Jakarta yang indah, tepatnya di Jalan Pasar Ikan 1, di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, di ujung utara Kota Jakarta. Gedung itu pada awalnya dibangun sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi oleh Kongsi Dagang Belanda (VOC), dan dikelola secara bertahap oleh Gubernur VOC pertama yaitu Jean Pieter Coen sejak 1652 hingga 1759. Hal itu terbukti dari keberadaan timbangan di atap-atap tiap ruangan gudang VOC tersebut, yang di gunakan untuk menimbang rempah-rempah pada masa itu.
Pembangunan gedung ini dilakukan tiga tahap, yaitu tahap pertama tahun 1718, tahap kedua tahun 1773, dan tahap ketiga tahun 1774. Setelah masa kemerdekaan gedung ini menjadi kantor telekomunikasi.
Dahulu kala tempat itu menjadi pusat perniagaan penting. Begitu sibuknya sehingga perlu penjagaan ketat, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa meriam dan benteng-benteng kokoh peninggalan bangsa Belanda yang terlihat di depan Museum, sebagai bentuk penjagaan ketat terhadap gudang tersebut pada waktu itu. Kapal-kapal besar dan kecil hilir-mudik mengangkut rempah-rempah, berupa cengkeh, buah pala, lada, kayu manis, kayu putih, tembakau, kopra, daun teh, biji kopi dan lain-lain diangkut ke Eropa dan beberapa negara lain di dunia.
Hasil bumi Nusantara ini menjadi monopoli komoditi penting perusahaan dagang VOC (Vereningde Indische Compagnie) Belanda pada masa itu. Hingga kini gudang tua itu masih bertengger kokoh meskipun terkesan menyeramkan. Cocok diubah fungsinya sebagai museum yang menyimpan benda-benda sejarah kelautan.
Museum ini selain sebagai pusat informasi budaya kelautan, juga menjadi tempat wisata pendidikan bagi leluhur baru yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai sejarah kebaharian bangsa tempo dulu.
Arsitek kolonial Belanda betul-betul mempersiapkan bangunan berlantai tiga itu secara matang. Agar dapat bertahan lama terhadap gempuran badai laut tropis yang mengandung garam. Tembok sekeliling gudang sangat tebal, tiang-tiag penyangga langit-langitnya pun kokoh. Menggunakan kayu ulin (kayu besi) berukuran besar sehingga tak gampang keropos dari gangguan cuaca mau pun rayap. Tiang-tiang penyangga itu berjajar ditiap lantai ruangan yang luas lagi lebar. Bayangkan, sejak gudang itu dibangun hingga sekarang, tiang penyangganya masih kokoh. Udara ruangan pun tetap terjaga. Dengan demikian rempah-rempah yang tersimpan disitu bisa bertahan lama tak gampang membusuk. Rancangan teknis pengaturan sirkulasi udara menjadikan seluruh ruangan terasa sejuk. Sehingga rempah-rempah itu tetap segar sebelum dikirim keberbagai tempat nan jauh. Pengaturan sirkulasi udara itu diupayakan dengan menempatkan puluhan jendela berukuran besar pada tiap ruangan. Bahkan jendela-jendela lebar itu selalu terbuka siang -malam sepanjang masa.
Pada 1976, kompleks bangunan yang terdiri atas dua bagian, sisi barat yang disebut Gudang Barat (Westzijdsch Pakhueizen) dan Gudang Timur (Oosjzijdsch Pakhuizen). Disebelah kanan tak jauh dari gudang induk dibangun menara. Sekarang dikenal dengan nama Menara Syahbandar dibangun tahun 1839 untuk proses administrasi keluar masuknya kapal sekaligus sebagai pusat pengawasan lautan dan daratan sekitar. Pada akhirnya kompleks bangunan gudang bekas milik VOC itu diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kompleks itu diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977.
Museum Bahari bertugas melestarikan, memelihara, merawat, dan menyajikan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia. Jumlah koleksinya sekitar 1835 buah, terdiri daria koleksi benda-benda sejarah kelautan. Terutama kapal dan perahu-perahu niaga tradisional. Di antara puluhan miniatur yang dipajang terdapat 19 koleksi perahu asli dan 107 buah miniatur, foto-foto dan biota laut lainnya.
Secara signifikan gudang tersebut telah mengalami beberapa perubahan. Tahun perubahan itu dapat dilihat pada pintu-pintu masuk. Di antaranya tahun 1718, 1719 dan 1771. Pada masa pendudukan Jepang, tepatnya ketika perang dunia II meletus (1939-1945) gudang tersebut menjadi tempat logistik peralatan militer tentara Dai Nippon. Setelah Indonesia merdeka difungsikan untuk gudang logistik PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan PTT (Post Telepon dan Telegram)
Sejauh ini gudang bersejarah itu tampak lebih utuh setelah direnovasi Pemda DKI Jakarta. Tahun 1972 ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi Undang-Undang Monumen (Monumntenordonantie) STBL. 1931 No.238 dan Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No.CB.11/1/12/72. Tanggal 10 Januari 1972. Kemuidian diresmikan menjadi Museum Bahari pada 17 Juli 1977 oleh Ali Sadikin, yang pada waktu itu menjabat Gubernur DKI Jakarta. Di perut Museum Bahari tersimpan benda-benda sejarah berupa kapal dan perahu-perahu asli maupun miniatur. Mengingatkan kepada kita bahwa sejak jaman dahulu kala ‘nenek moyangku seorang pelaut’. Ada kebanggaan ‘kebaharian’ dari bangsa pemberani di dalam mengarungi samudra luas dan ganas.
F. Bangunan Museum yang Melesak Hingga 80 cm
Di karenakan faktor usia, ditambah terjangan badai tropis dan seringnya pasang air laut, menjadikan Museum Bahari (bekas gudang tua) itu makin melesak dan tenggelam sedalam 80 Cm. “Lihatlah pintu-pintu dilantai bawah. Tampak pendek karena melesak kedalam tanah urugan akibat pasang laut ditiap musim. Dahsyatnya fenomena alam yang mengirim air laut dan menggenangi seluruh areal Museum, menjadikan bekas gudang tua itu kini makin membenamkan sosoknya kedalam bumi. Kalau tidak diurug, air laut pasang akan terus menggenang, air laut pasang tiga kali selama saya bekerja di sini. Yang pertama tahun 1997, lalu tahun 2002, dan yang terakhir tahun 2013. Yang terparah adalah tahun 2002, Museum sampai tutup 10 hari karena tergenang air laut.” ungkap Muksin, guide yang membimbing kami mengelilingi Museum Bahari.
Akibat urugan tanah itulah menjadikan plafon ruang pamer di lantai bawah tampak menjadi lebih pendek mendekati lantai. Tetapi yang memprihatinkan ialah pintu masuk ruang pamer yang makin rendah itu memaksa wisatawan Eropa yang tubuhnya jangkung harus menundukan kepala saat melewati pintu masuk. Tetapi kata Muksin, wisatawan bule itu tidak mengeluh bahkan tertawa gembira.
G. Koleksi Museum Bahari
Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.
Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi , maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia – Amsterdam.
Secara tematik, tata pamer koleksi dan informasi terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yaitu:
1) Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia
Koleksi yang dipamerkan: miniatur kapal dan peralatan kenelayanan
2) Ruang Teknologi Menangkap Ikan
Koleksi yang dipamerkan: pancing, bubu, dan jaring.
3) Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional
Koleksi yang dipamerkan: teknologi dan sentra pembuatan kapal.
4) Ruang Biota Laut
Koleksi yang dipamerkan: aneka jenis ikan, kerang, tumbuhan laut, dan dugong.
5) Ruang Pelabuhan Jakarta 1800-2000 (Pusat Perdagangan Dunia)
Koleksi yang dipamerkan: artefak-artefak yang berhubungan dengan kesejarahan pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut, termasuk meriam, keramik, dan benteng.
6) Ruang Navigasi
Koleksi yang dipamerkan: kompas, teleskop, dan sejumlah alat bantu navigasi.
7) Pelayaran Kapal Uap Indonesia-Eropa
Koleksi yang dipamerkan: foto-foto dokumentasi mengenai pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia.
8) Ruang Navigator Dunia
Koleksi yang dipamerkan: patung-patung navigator indonesia maupun dunia yang pernah singgah di Indonesia.
9) Ruang penyimpanan rempah-rempah
Koleksi yang dipamerkan: beberapa sisa rempah-rempah peninggalan VOC.
10) Ruang pedagang dunia yang pernah singgah di nusantara
H, Kunjungan Wisatawan
H, Kunjungan Wisatawan
Yang menarik perhatian ialah pada awal diresmikannya Museum Bahari itu banyak mendapat kunjungan wisatawan. Tetapi belakangan ini tampak sepi. Angin laut dibiarkan semilir mengipasi benda-benda koleksi sejarah yang kesepian. Kalaupun ada rombongan yang menjenguk, layaknya lebih banyak dikunjungi wisawan mancanegara katimbang wisatawan lokal. Prosentasinya 65 % wisatawan mancanegara dan 35 % wisatawan lokal. Wisatawan Belanda tercatat menempati urutan teratas dalam jumlah pengunjung. Menyusul wisatawan Eropa lainnya. Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Selebihnya bangsa-bangsa dunia lainnya termasuk Asia.
Mengapa kunjungan wisatawan Belanda lebih banyak dibandingkan wisatawan Eropa lainnya ? Ini dapat dipahami karena bangsa Belanda menyimpan hubungan emosional dengan Indonesia. Hampir 3,5 abad lamanya kolonial Belanda menduduki Nusantara. Wajar jika wisatawan Belanda yang berkunjung itu seringkali terkagum-kagum. Dari mulai opa dan oma, hingga anak cucu mereka. Terutama opa dan oma-oma Belanda yang pernah tinggal di Indonesia khususnya di Batavia.
Mereka tak hanya belajar memahami sejarah kebaharian di Indonesia tapi juga berdecak kagum menyaksikan bekas gudang tua yang dibangun oleh nenek moyang mereka. Bahkan tidak sedikit moyang mereka yang tutup usia dan jasadnya dimakamkan di Batavia.
Kini menurut guide pembimbing kami, kunjungan wisatawan ke Museum Bahari rata-rata per bulan antara 1000 sampai 1500 orang. Pada musim liburan, bisa mencapai 3000 sampai 5000. Namun pada waktu sepi,misalnya musim tahun ajaran baru bulan Agustus, kurang dari 1000 orang sebulan
I. Usulan Penanganan Pelestarian
- Arahan pelestarian kawasan
Arahan pelestarian kawasan ditujukan untuk mempertahankan kondisi fisik, ciri khas dan karakter kawasan sebagai kawasan peninggalan sejarah Kolonial di Batavia. Arahan pelestarian di Kawasan Menara Syahbandar secara umum adalah :
- Penyusunan pedoman desain untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya pendirian bangunan baru dengan desain dan konstruksi yang dinilai tidak selaras dengan bangunan kuno di sekitarnya. Bagi bangunan baru diarahkan agar selaras dengan bangunan kuno di sekitarnya, dengan menyesuaikan ornamen dan bentuk atap mengikuti gaya arsitektur Kolonial.
- Perlindungan kawasan bersejarah melalui pemberian batasan dan penetapan zona-zona pelestarian khusus. Adanya aturan zonasi ini melindungi kawasan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan fungsi serta pembatasan terhadap pendirian bangunan baru yang tidak sesuai dengan aturan.
- Pelaksanaan hukum dan peraturan pelestarian secara tegas dan adil, pelaksanaan pemberian sanksi bagi yang melanggar, pemberian sanksi yang tegas dan adil diharapkan mampu mengendalikan perubahan kawasan bersejarah.
- Memberikan insentif berupa keringanan retribusi dan bantuan dana perawatan bangunan, penghargaan bagi masyarakat yang telah berperan aktif dalam kegiatan pelestarian kawasan bersejarah.
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat baik pemilik bangunan bersejarah maupun non bersejarah mengenai pentingnya pelestarian kawasan bersejarah, diharapkan melalui penyuluhan ini dapat mengubah cara pandang masyarakat yang semula memandang negatif terhadap pelestarian kawasan.
- Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam melakukan kegiatan pelestarian serta hal – hal lain yang berhubungan dengan perlindungan kawasan dan bangunan bersejarah
- Pembersihan dan Pengerukan limbah kali disekitar kawasan yang menyebabkan pencemaran udara dan pencemaran saluran air, sehingga fungsi saluran air kembali normal
- Melakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar agar tidak membuang limbah ke saluran air sekitar kawasan
2.Arahan pelestarian bangunan
Arahan pelestarian bangunan bersejarah di Kawasan Menara Syahbandar dirumuskan berdasarkan pertimbangan faktor penyebab perubahan fisik bangunan bersejarah. Adapun arahan pelestarian bangunan bersejarah di Kawasan Menara Syahbandar adalah sebagai berikut:
- Penyusunan pedoman tata cara pemeliharaan bangunan kuno-bersejarah termasuk memuat bagian-bagian bangunan yang harus dipertahankan keasliannya. Hal ini bertujuan agar setiap bangunan bersejarah memiliki perlindungan yang jelas, sah dan mengikat sehingga apabila terjadi pergantian kepemilikan bangunan di sekitar Menara (pasar ikan), perubahan fisik bangunan oleh pemilik baru dapat dicegah. Juga dengan pemberian sanksi yang tegas kepada pemilik bangunan yang melakukan perubahan pada bangunan bersejarah.
- Memberikan informasi yang jelas mengenai pentingnya pelestarian bangunan bersejarah secara rutin kepada masyarakat melalui publikasi atau penyuluhan dan mengajak pemilik bangunan untuk ikut berperan aktif dalam pelestarian bangunan bersejarah di Kawasan.
- Pemberian insentif kepada pemilik bangunan yang telah berperan serta dalam menjaga kelestarian fisik bangunan dan kawasan, melalui pemberian bantuan dana perawatan bangunan, subsidi atau pemberian keringanan retribusi.
- Pemberian penghargaan dari pemerintah kepada pemilik bangunan atau masyarakat yang telah berperan aktif dalam pelestarian bangunan bersejarah, penghargaan dapat berupa piagam, publikasi, subsidi untuk pemeliharaan bangunan.
- Membuat acara – acara bulanan atau tahunan yang berskala nasional untuk promosi kawasan.
- Pemerintah dapat mengambil alih kepemilikan serta pengelolaan bangunan kuno yang terbengkalai atau pemilik tidak mampu lagi melakukan perawatan
NAMA : DWI RAHMADIYAH FITRIYANI
NPM : 22315056
KELAS : 4TB 03
Komentar
Posting Komentar