Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan
Ilmu Sosial Dasar
Nama Kelompok :
- Dwi Rahmadiyah Fitriyani
- Ikhwanudin Rizky .A.
- Iqbal Halim. O.
- Fajar Arifin
- Siti Lufia
PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat
tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, , dan
berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Demikian
pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan dwi
tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan
bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak
ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat,
mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahnya sistem mata pencaharian hidup
dari homogen menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia
mempunyai kelebihan dalam kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan dan
mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah
terungkap paad perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang bersifat
rohaniyah, maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari kebudayaan ini telah
mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan
dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini akan ditelaah mengenai pertumbuhan
penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata akibat
perkembangan kebudayaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian
Penduduk
2. Pengertian Masyarakat
3. Pengertian Kebudayaan
4. Apa Keterkaitan Antara Masyarakat,
Penduduk, dan Kebudayaan?
C. Tujuan Permasalahan
1.
Mengetahui
Tentang Penduduk
2. Mengetahui Tentang Masyarakat
3. Mengetahui Tentang Kebudayaan
4. Mengetahui Keterkaitan Antara
Masyarakat, Penduduk, dan Kebudayaan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Penduduk
1. Pengertian penduduk
Pada hakekatnya, pengertian mengenai
penduduk lebih ditekankan pada komposisi umur, jenis kelamin dan lain-lain,
tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan,
agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi.
Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Pertama orang yang tinggal di daerah
tersebut. Dan kedua orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.
Dalam arti luas, penduduk atau populasi
berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu
misalnya pohon bakau yang terdapat pada hutan bakau, atau kera yang menempati
hutan tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis
yang terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah.
Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang
mendiami dunia atau bagian-bagiannya (Ruslan H.Prawiro, 1981 : 3). Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu
unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk
pada pertumbuhan penduduk dunia.
2. Dinamika pendudukDinamika Penduduk
Dinamika kependudukan adalah perubahan
kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan
penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan
perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu
daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah
penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan
oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan
perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu Negara dapat
dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi penduduk menurut umur,
menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya. Dengan mengetahui
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapat disusun/dibuat apa
yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik susunan penduduk menurut umur dan
jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk pyramid. Golongan laki-laki ada
diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan. Garis aksisnya (vertical)
menunjukkan interval umur dan gari horisontalnya menunjukna jumlah atau
prosentasi. Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
a. Penduduk muda yaitu penduduk dalam
pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih
besar dari jumlah kematian
b. Bentuk piramida stasioner, disini
keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid
penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara
c. Piramida penduduk tua, yaitu piramida
pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan
bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk
dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus
memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka
kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
4. Persebaran Penduduk
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk
tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka
sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan mansuia, sehingga
tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi
kepadatan penduduk. Sudah barang tentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara
yang pola hidup penduduknya masih bertani. Daerah semacam inilah yang kemudian
berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah
perdagangan dan sebagainya..prinsip tempat tinggal mendekati tempat bekerja yang
secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk ditiap-tiap
daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari prinsip
itulah kemudian terjadi perpindahan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
5. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan
membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa
pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada
penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi
Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan
logistik penduduk. Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk
tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara
negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan
Bangladesh.
6. Pengendalian jumlah penduduk
Pengendalian penduduk adalah kegiatan
membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran.
Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah
penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang
dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya
'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi
pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi
wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan
program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif
ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan
penduduk Indonesia.
7. Penurunan jumlah penduduk
Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan
turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh
perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran. Juga oleh
penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor
tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali
oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan
tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black
Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika
merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk.
8. Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb
(Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya
bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk.
Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas
Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju
pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui
suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.
9. Penduduk dunia
Berdasarkan estimasi yang diterbitkan
oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada
tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 ngan proyeksi populasi, angka ini teWIB.
Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia.
Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski
Rusia juga terletak di Eropa). Sejalan derus bertambah dengan kecepatan yang
belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang
pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36
WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB
menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia
mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5
milyar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah
penduduk (2005):
a.
Republik
Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
b.
India
(1.103.600.000 jiwa)
c.
Amerika
Serikat (298.186.698 jiwa)
d.
Indonesia
(241.973.879 jiwa)
e.
Brasil
(186.112.794 jiwa)
f.
Pakistan
(162.419.946 jiwa)
g.
Bangladesh
(144.319.628 jiwa)
h.
Rusia
(143.420.309 jiwa)
i.
Nigeria
(128.771.988 jiwa)
j.
Jepang
(127.417.244 jiwa)
B. Masyarakat
1. Pengertian masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah
society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani,
sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki
pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan
tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan
berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial
mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga
disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan
pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat
agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan
struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat
masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin,
societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama.
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk adalah
sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang
berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan
melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka
ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh
karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan
ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang
melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan
realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses
sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial
dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain:
a.
Faktor
Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
b.
Faktor
Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
c.
Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
d.
Faktor
Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
C. Kebudayaan
1. Pegertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
2. Perkembangan Dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap
masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan
kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya
dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil dari
karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam
sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan
masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai
masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas, didalamnya termasuk, agama,
ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi
dari jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan
kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang
antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta
dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa
dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan
sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari pengetian tersebut menunjukkan
bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai
mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan
yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya
kelakuan manusia itu sendiri. Atas dasar itulah
para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci
menjadi 7 unsur yaitu :
a.
Unsur
religi
b.
Sistem
kemasyarakatan
c.
Sistem
peralatan
d.
Sistem
mata pencaharian hidup
e.
Sistem
bahasa
f.
Sistem
pengetahuan
g.
Unsur
seni
Bertitik dari sistem inilah maka
kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
a.
Wujud
sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini
merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya dalam pikiran
masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
b.
Kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.
Kebudayaan
sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak
lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah
kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan
manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat.
Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai
dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
3. Kebudayaan Sebagai Pengikat Kehidupan Bermasyarakat
Dalam sejarah perjuangan bangsa para
perintis telah dengan susah payah membangun dan mempertahankan bangsa ini.
Membangun tentu membutuhkan proses yang panjang.. Pembangunan membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan yang mengedepankan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi dan golongan. Berbicara tentang kebudayaan berarti tidak
terlepas dari tuntutan harga diri atau jati diri anak bangsa. Secara nasional
kebudayaan adalah pencerminan sebuah bangsa yang memberikan dampak positif
dalam membangun bangsa yang demokratif dengan mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan. Kebudayaan daerah merupakan bagian dari budaya bangsa yang perlu
dipertahankan nilai-nilai kemanusiaannya. Seorang tokoh atau pemimpin perlu
memahami tentang tata krama atau tatanan dalam memberikan arah dan kebijakan
untuk memajukan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan dimana dia berada.
Kebudayaan dapat dijadikan modal dasar dalam gerak dan langkah sesuai bidang
tugas dan fungsi kita masing-masing sebab kebudayaan yang ditinggalkan oleh
nenek moyang kita sangat banyak memberikan sebuah kebenaran yang berdasar pada
etika dan moral. Memang kita tahu bahwa untuk merubah perilaku manusia
membutuhkan suatu proses. Satu hal yang perlu dikoreksi adalah kurang peduli
dan konsistennya mayarakat terhadap nilai-nilai kebudayaan sehingga bisa
memunculkan berbagai dikonomi persepsi. Apakah dari kalangan masyarakat,
mahasiswa, para politisi dan juga pemerintah padahal kebudayaan adalah sebuah
pencerminan dari sebuah bangsa terletak pada budaya. Orang bisa melakukan
kesalahan besar atau kecil itu karena tidak memahami nilai-nilai budayanya.
Kenapa munculnya korupsi, kolusi dan nepotisme? Ini sebagai akibat dari
ketidaktahuan budaya nenek moyang kita karena nenek moyang yang merupakan
perintis kebudayaan yang mewariskan kepada kita bukan budaya orang pencuri atau
korupsi tetapi orang yang berbudaya adalah orang yang tahu tentang harga diri
manusia dan lingkungannya. Untuk itu budaya yang kuat apabila pemerintah dan
seluruh masyarakat merasa memiliki daerahnya tanpa ada indikasi sebuah
perbedaan baik suku, agama dan darimana dia berasal hal ini bila diwujudkan
maka kita akan terkenal karena budayanya.
D. Keterkaitan Antara Penduduk, Masyarakat,
dan Kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai
hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan
masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu
wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam
wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan
kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan
baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk,
masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan
sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi
kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri
khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut. Masyarakat dan kebudayaan terus
berkembang dari masa ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari
suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang
seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain
jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan
waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal.
Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka.
Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus
masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan negara
agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga
mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Masyarakat zaman dahulupun
meninggalkan hasil kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari peralatan,
bahasa, lagu, bangunan – bangunan, hingga berbagai macam upacara adat. Hasil
kebudayan pada zaman prasejarah merupakan benda – benda tua yang terbuat dari
batu – batu alam dan tulang – tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka
ciptakan untuk berburu binatang. Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan
berkembang beserta dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan
mengikat keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja
yang berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat
mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan dengan
masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu hidup dengan
menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa yang mereka sebut
sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang pada zaman ini adalah agama Hindu
dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat
dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi kebudayaan tetapi juga dalam
bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat istiadat, karya seni dan sastra
serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung
dan candi – candi yang bercorak hindu maupun budha yang di bangun pada zaman
ini. Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar
dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh
yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan
sentuhan baru bagi perkembangan bangunan – bangunan dan karya seni maupun
sastra di Indonesia. Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke
Indonesia. Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya
kebudayaanpun masih terus berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan
perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan
dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun
sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga
terciptalah suatu kebudayaan yang baru. Kebudayaan sendiri sebenarnya
bergantung kepada bagaimana masyarakat itu tinggal dan berkomunikasi dengan
sesamanya. Dengan demikian setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda.
Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk berkembang selama masyarakat terus
berkembang dan belajar demi kelangsungan hidupnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat saya
simpulkan:
1.
Yang
dinamakan penduduk berarti sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang tertentu.
2. Sedangkan masyarakat merupakan
sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan
terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut.
3. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.
4. Karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam
sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan
masyarakat.
5. Budaya yang kuat apabila pemerintah dan
seluruh masyarakat merasa memiliki daerahnya tanpa ada indikasi sebuah
perbedaan baik suku, agama dan darimana dia berasal.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini
kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita
untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat
dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan langkah awal
untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang
bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa
difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca, khususnya dari Dewan Guru yang telah membimbing kami dan para
Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnyaDemikianlah tugas
penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan
ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki
khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di
alam ini dan merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar
kita menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan
dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat
kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari Dewan Guru yang telah
membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/
dan http://google.com
http://www.gunadarma.ac.id
http://imazshare.wordpress.com/2011/11/08/pendudukmasyarakatdan-budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/10/04/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan
http://vandredi-blog.blogspot.com/search/label/ISD
Komentar
Posting Komentar